Penyakit Tuberkulosis atau TBC Memiliki Sensitifan Tinggi Terhadap Penularan

Penyakit Tuberkulosis atau TBC Memiliki Sensitifan Tinggi Terhadap Penularan – Gejala tuberkulosis yang membutuhkan perhatian dini. Tuberkulosis (TB), juga dikenal sebagai TBC, merupakan penyakit menular dan masalah kesehatan terbesar kedua setelah HIV.

Penyakit Tuberkulosis atau TBC Memiliki Sensitifan Tinggi Terhadap Penularan

highlysensitivepeople – Penyakit tuberkulosis adalah adanya bakteri menular yang berpotensi serius, terutama mengenai paru-paru. Ketika orang yang terinfeksi batuk atau bersin, bakteri penyebab TBC menyebar.

Kebanyakan orang yang terinfeksi bakteri penyebab TBC tidak memiliki gejala. Gejala yang muncul biasanya berupa batuk (kadang-kadang ditemukan), penurunan berat badan, keringat malam, dan demam.

Orang yang tidak memiliki gejala tidak selalu membutuhkan pengobatan. Pasien dengan gejala aktif akan membutuhkan pengobatan jangka panjang, yang melibatkan banyak antibiotik.

Penyakit ini disebabkan oleh bakteri pada Mycobacterium tuberculosis. Tuberkulosis sendiri dapat menyerang bagian tubuh manapun, tetapi yang paling umum dan paling umum adalah infeksi tuberkulosis dikutip dari alodokter.

Penyebaran penyakit ini bisa terjadi melalui orang yang sudah menderita TBC. Setelah itu batuk atau bersin akan memuntahkan ludah, air liur telah tertular dan terhirup oleh orang yang sehat, dan daya tahan tubuh orang tersebut lebih lemah terhadap tuberkulosis.

Meskipun penyakit ini biasanya menyerang paru-paru, penyakit ini juga menyerang tubuh lain, seperti sistem saraf pusat, kelenjar getah bening, dan jantung. Indonesia sendiri merupakan salah satu dari 5 besar negara dengan jumlah penderita tuberkulosis tertinggi di Asia Tenggara.

Jumlah penderita pada tahun 2012 mencapai 305.000. Jika tuberkulosis laten atau tuberkulosis tidak dapat disembuhkan, lebih dari 50% penderita penyakit ini akan meninggal, namun hanya satu dari sepuluh kasus yang terserang penyakit aktif.

Untuk masalah tuberkulosis yang potensial, bakteri penyebab tuberkulosis tidak aktif secara klinis dan hanya berada di dalam tubuh. Jika aktif, sinyal akan ditampilkan dalam rentang waktu tertentu, bisa berminggu-minggu atau bertahun-tahun. Periode ini harus dikaitkan dengan status kesehatan dan energi pasien.

Baca juga : Cara Untuk Mengatasi Kulit yang Kering

Resiko dan Penyebab TBC

Mirip dengan uraian sebelumnya, penyebab tuberkulosis adalah radang bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri pemicu tuberkulosis ini biasanya menyerang paru-paru.

Bakteri dapat menyebar ke orang lain melalui air liur yang dilepaskan ke udara saat seseorang bersin, batuk, atau meludah. Meski bisa disemai lewat udara, tertular TBC tak semudah menyebarkan flu atau batuk.

Cara penularan TBC memerlukan kontak yang dekat dengan penderita dan cukup lama. Misalnya tinggal bersama atau bekerja bersama, dan sering berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari.

Jika Anda hanya duduk di sebelah orang yang terinfeksi, misalnya di bus atau kereta api, Anda mungkin terinfeksi TBC. Tidak hanya itu, pasien TB yang telah mengonsumsi obat anti tuberkulosis minimal 2 minggu memiliki risiko lebih rendah menularkan penyakit kepada orang lain.

Namun, ada beberapa jenis orang yang lebih rentan terkena TBC, di antaranya: Orang dengan sistem kekebalan yang lemah (bayi, anak-anak, orang tua atau orang dengan HIV atau AIDS) kekurangan vitamin, diabetes, gagal ginjal stadium akhir, kanker.

Orang yang tinggal atau bekerja di lingkungan berisiko tinggi, seperti panti jompo atau tempat penampungan tunawisma, Perokok, Staf medis yang merawat tuberkulosis, Orang yang tinggal di pemukiman padat dan kumuh, Pasien tuberkulosis.

Orang dengan gaya hidup yang buruk, seperti penyalahgunaan narkoba atau konsumsi alkohol, Orang yang mengonsumsi obat yang melemahkan sistem kekebalan, seperti kemoterapi, Orang yang memakai agen imunosupresif, seperti mereka yang menderita kanker, lupus, rheumatoid arthritis dan penyakit Crohn.

Selama obatnya digunakan dengan benar di bawah bimbingan dokter, dalam banyak kasus tuberkulosis memang bisa disembuhkan. Namun, penting untuk memahami penyebab tuberkulosis dan faktor-faktor yang meningkatkan risikonya agar Anda dapat memahami penyebaran penyakit dengan lebih jelas.

Biasanya, dibutuhkan waktu paling sedikit 6 bulan sampai tuberkulosis sembuh sepenuhnya. Tanpa pengobatan yang formal dan tepat, akan lebih sulit bagi penderita untuk sembuh.

Jangan ragu untuk bertanya kepada dokter jika Anda berisiko tinggi terkena tuberkulosis, apalagi jika sudah pernah mengalami indikasi tertentu. Semakin cepat penyakit ini ditemukan, semakin besar peluang penyembuhannya.

Fakta Penyakit TBC yang Sensitif

Tuberkulosis (TBC) merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Pasalnya, saat penderita TBC batuk dan bersin, Mycobacterium tuberculosis dapat dengan mudah menyebar ke udara.

Partikel air liur atau bisa juga disebut droplet Bakteri yang mereka keluarkan dapat bertahan selama berjam-jam di udara yang lembab. Jika Anda menghirupnya saat kekebalan Anda lemah, maka risiko terkena tuberkulosis akan lebih besar.

Melihat potensi bahayanya, pemerintah Indonesia berkomitmen untuk memberantas tuberkulosis pada tahun 2030. Upaya ini membutuhkan dukungan dari masyarakat, salah satunya untuk mengurangi stigma pasien. Rasa malu itu muncul karena banyaknya mitos yang beredar di masyarakat. Sebelumnya kita perlu mengetahui beberapa fakta tentang tuberkulosis.

1. Tuberkulosis bukanlah penyakit genetik

Tuberkulosis dapat terjadi pada beberapa orang dalam satu keluarga, tetapi tidak berarti bahwa penyakit tersebut disebabkan oleh faktor genetik. Alasan sebenarnya adalah karena bakteri tuberkulosis mudah menyebar, terutama yang menyerang paru-paru, sehingga orang yang menghirup tetesan penderita dan memiliki daya tahan tubuh yang lemah lebih mudah terserang infeksi.

2. Tuberkulosis tidak hanya menyerang paru-paru

Infeksi tuberkulosis sering menyerang paru-paru, tetapi dapat juga menyebar melalui darah ke organ lain. Jenis radang TBC lain yang perlu mendapat perhatian adalah TBC tulang, kelenjar getah bening dan TBC usus.

Apalagi pada masalah yang jarang terjadi, bakteri Mycobacterium tuberculosis dapat menyerang jantung, sistem saraf, dan organ lainnya. Perbedaannya adalah jenis tuberkulosis tidak hanya paru-paru yang tidak menular.

3. Tuberkulosis tidak menyebar melalui kontak fisik

Meski menular, bukan berarti Anda bisa mengisolasi seseorang dengan TBC. Hal ini karena tuberkulosis tidak menular hanya dengan bersalaman, bersalaman, berpelukan, memberi makan atau minum, dan memakai alat makan sejenis.

Umumnya penderita tuberkulosis memakai masker untuk mencegah penyebaran bakteri di udara. Namun, tidak ada salahnya memakai pakaian pelindung setiap saat, karena penyakit ini mudah menyebar melalui tetesan.

4. Infeksi bakteri tuberkulosis tidak langsung penyebab tuberkulosis

Artinya radang bakteri tuberkulosis di dalam tubuh tidak secara langsung menyebabkan tuberkulosis. Faktanya, kebanyakan orang pernah terpajan TBC setidaknya sekali dalam hidup mereka, tetapi hanya sedikit orang yang akan terkena TBC.

Pasalnya, setelah masuk ke dalam tubuh manusia, bakterinya akan menjadi tidak aktif, sehingga tidak menimbulkan gejala fisik dan tidak menular. Aspek yang menentukan adalah tingkat kekebalan seseorang.

Terus menjadi lemah, daya tahan tubuh terus berkembang, dan mungkin kuman akan tumbuh menjadi penyakit. Misalnya pada orang tua, penderita kanker, diabetes, HIV atau AIDS, ginjal dan penyakit autoimun lainnya.

5. Tuberkulosis bisa disembuhkan

Selama penyembuhan berlanjut selama 6-9 bulan, angka kesembuhan bisa mencapai 99%. Jika dilakukan secara tidak teratur, bakterinya hanya akan melemah sebentar dan kemudian menguat kembali hingga menjadi kebal penyakit.

Kondisi ini dikenal sebagai TB yang resistan terhadap obat (TB MDR). Untuk mengidentifikasi peluang kesembuhan, dokter memastikan peluang kesembuhan melalui hasil tes yang maksimal. Jika hasilnya negatif, diklaim bahwa pasien telah membaik secara keseluruhan.

Tuberkulosis disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis, yang dapat hidup di dalam tubuh tanpa menimbulkan tanda-tanda. Jika tidak ada tanda-tanda yang dirasakan, maka seseorang dikatakan mengidap TBC laten, karena bakteri penyebab penyakit tersebut tampak “tidur” di paru-paru.

Nantinya, saat tenaga tubuh berkurang, bakteri pemicu tuberkulosis akan tumbuh dan menjadi aktif serta menimbulkan gejala. Berikut ini adalah tanda-tanda tuberkulosis yang perlu diperhatikan:

1. Batuk lebih dari 2 minggu

Batuk adalah gejala khas dari banyak penyakit pernapasan termasuk tuberkulosis. Tanda ini terjadi karena peradangan mempengaruhi kelancaran pernapasan. Radang paru-paru di paru-paru dapat menyebabkan peningkatan produksi lendir, yang dapat menyebabkan batuk dan dahak yang berlebihan.

Namun pada beberapa hal, ada masalah lain yang tidak meningkatkan produksi lendir dan membuat penderita TBC merasakan batuk kering. Pada kasus yang parah, batuk juga bisa disertai dengan pendarahan.

2. Sesak napas

Radang bakteri penyebab TBC pernafasan dapat menyebabkan peradangan, sehingga meningkatkan produksi lendir, dan penumpukan sel mati di saluran pernafasan akibat invasi bakteri. Kondisi ini menghalangi udara masuk ke paru-paru sehingga memudahkan penderita tuberkulosis untuk mengalami kesulitan bernapas atau kesulitan bernapas.

3. Demam

Karena sistem kekebalan tubuh merespons radang bakteri tuberkulosis, demam terjadi, terutama pada tahap awal infeksi aktif. Anda biasanya akan merasakan demam hilang dan kambuh seiring waktu, berlangsung lebih dari 3 minggu.

4. Keringat di malam hari

Apakah Anda sering berkeringat di malam hari dengan gejala di atas? Ini mungkin tanda tuberkulosis. Penderita tuberkulosis juga mungkin mengalami kelemahan dan nyeri otot dan sendi.

5. Penurunan berat badan yang drastis

Ini sebenarnya adalah efek tidak langsung. Pasalnya, 4 gejala TBC pada awalnya akan membuat penderita kehilangan nafsu makan. Batuk selalu menyulitkan pasien TBC untuk makan.

Selain itu, obat yang digunakan untuk tuberkulosis juga memiliki efek samping berupa gangguan pencernaan, kehilangan nafsu makan, dan atrofi metabolik. Akibatnya, akibat konsumsi gizi kurang, bobotnya turun tajam.

Jenis Jenis Penyakit TBC

Anda perlu memahami dua jenis tuberkulosis, yaitu:

1. TBC laten

Sekalipun bakteri sudah ada dalam tubuh manusia, sistem kekebalan tubuh tetap dapat mencegah penyebaran bakteri atau bakteri penyebab TBC. Keadaan ini berarti Anda tidak akan mengalami tanda-tanda tuberkulosis.

Selama tahap tuberkulosis laten, Anda tidak dapat mentransfer tuberkulosis. Namun kondisi ini memerlukan pengobatan rutin untuk mencegah perkembangan tuberkulosis aktif.

2. TBC aktif

Bakteri tersebut berkembang biak dan menimbulkan tanda-tanda penderita tuberkulosis. Situasi ini dapat menyebabkan penyebaran ke orang lain. Anda dapat membuat tuberkulosis laten dengan melakukan tes.

Namun, tuberkulosis aktif dapat dikenali dari beberapa tanda fisik, seperti batuk parah yang berlangsung lebih dari 3 minggu, batuk dengan darah, nyeri dada, kelelahan terus-menerus, dan keringat malam.

Perbedaan TBC Dengan Batuk Biasa

Gejala batuk berat yang khas adalah tuberkulosis. Untuk membedakan antara batuk normal dan batuk tuberkulosis, kuncinya adalah mengamati durasi batuk. Jika Anda mengalami batu dahak selama lebih dari 3 minggu, Anda harus mencurigai adanya tuberkulosis. Selain itu, perbandingan antara batuk biasa dan batuk tuberkulosis:

1. Alasan berbeda

Biasanya batuk umum disebabkan oleh virus, polusi, asma dan penyakit lainnya. Beberapa penderita saluran pernafasan sensitif batuk jika terkena udara kotor. Penyebab tuberkulosis adalah bakteri yang disebut Mycobacterium tuberculosis.

Bakteri ini mudah menyebar di udara. Jika Anda sangat dekat dengan pasien TBC saat batuk, bersin, dan menghirup udara yang terinfeksi TBC, kemungkinan besar Anda terkena penyakit TBC.

2. Batuk tuberkulosis biasanya disertai gejala lain

Di sisi lain, batuk berdahak lebih sering terjadi dan biasanya membaik dalam beberapa hari tanpa perawatan khusus. Batuk akibat tuberkulosis bisa berlangsung lebih dari 3 minggu.

Batuk biasanya disertai dahak yang kental dan terkadang bercak darah. Selain batuk, pasien juga merasakan nyeri dada, sesak napas, menggigil, berkeringat di malam hari, dan kehilangan nafsu makan, yang menyebabkan penurunan berat badan dengan cepat.

3. Batuk TBC muncul secara bertahap

Tidak seperti batuk pada umumnya yang muncul segera dan membaik dalam beberapa hari, tanda-tanda tuberkulosis, seperti batuk parah, hanya muncul saat bakteri TBC di dalam tubuh aktif.

Penderita tuberkulosis akan melalui dua tahap, yaitu tahap potensi dan tahap aktif. Pada tahap potensial bakteri TBC sudah masuk ke saluran pernafasan tetapi belum aktif sehingga tidak menunjukkan tanda-tanda dan tidak menular.

Sebaliknya, pada langkah-langkah positif, tanda-tanda terbaru akan muncul dan penyakit bisa menular. Waktu yang dibutuhkan bakteri untuk berkembang dari masa inkubasi hingga masa aktif bervariasi dari orang ke orang, mulai dari beberapa minggu hingga beberapa tahun.

4. Tuberkulosis dapat menyerang organ lain

Jika tuberkulosis tidak ditangani dengan baik, penyakit ini dapat berkembang dan menyerang organ lain, seperti ginjal, tulang belakang, dan otak. Tanda-tanda yang muncul juga akan semakin kompleks.

Misalnya, jika bakteri menginfeksi tulang belakang, maka bisa menyebabkan sakit punggung. Sebaliknya jika bakteri tuberkulosis menginfeksi ginjal maka akan muncul tanda berupa hematuria.

Walaupun batuk kronis (batuk berkepanjangan) tidak selalu menandakan TBC, namun jika Anda mengidap TBC, Anda harus selalu berhati-hati dan segera mencari pertolongan medis.

Dokter biasanya merekomendasikan pemeriksaan lendir dan pemeriksaan rontgen paru untuk membenarkan penilaian tuberkulosis. Terus deteksi TBC dengan cepat sampai pengobatan yang lebih efektif diberikan.

Pencegahan Dari Penyakit TBC

Dokter biasanya menggunakan beberapa metode untuk mendiagnosis penyakit ini, seperti rontgen dada, tes mantoux, tes darah dan tes lendir. Hal ini dikarenakan tuberkulosis merupakan penyakit yang sulit dideteksi, apalagi bila penderita adalah anak-anak.

Melalui penyembuhan yang nyata, penyakit yang nyata ini dapat disembuhkan. Fase pemulihan yang diperlukan adalah meminum obat anti tuberkulosis jenis tertentu, yang harus bertahan untuk jangka waktu tertentu minimal 6 bulan.

1. Memperkuat tubuh dengan vaksin

Cara pencegahan tuberkulosis dapat dilakukan dengan vaksin Bacillus Calmette-Guerin (BCG). Vaksin ini cukup efektif untuk mencegah tuberkulosis hingga seseorang berusia 35 tahun.

Jika Anda tinggal di daerah tanpa pasien TB, Anda dapat meningkatkan efektivitas BCG. Vaksin tuberkulosis pertama kali dikembangkan pada 1920-an. Vaksin BCG sendiri telah banyak digunakan untuk vaksinasi hampir 80% bayi baru lahir di seluruh dunia.

Baca juga : Disleksia Merupakan Efek dari ADHD

2. Memperkuat sistem kekebalan

Sistem imun merupakan benteng alami untuk mencegah tubuh tertular penyakit. Anda dapat meningkatkan kekebalan Anda melalui makanan bergizi dan olahraga teratur. Ingat, sistem kekebalan tubuh yang baik akan membantu kita menyingkirkan berbagai penyakit, termasuk bakteri penyebab TBC. Ingat, jangan main-main dengan penyakit ini. Sebab komplikasi penyakit ini dapat menyebabkan kerusakan tulang dan sendi, kerusakan hati dan otak, serta zat mati.

3. Diagnosis dini

Jika dievaluasi dan ditangani secepat mungkin, pencegahan penyebaran tuberkulosis akan efektif. Penderita tuberkulosis dapat menyebarkan bakteri tersebut hingga 10-15 orang setiap tahun. Dapatkah Anda membayangkan bagaimana penyebarannya jika tidak ada obatnya?

4. Menjaga lingkungan hidup

Tuberkulosis adalah penyakit yang ditularkan melalui udara saat penderita tuberkulosis bersin atau batuk. Risiko peradangan bisa dikurangi dengan memasang sistem sirkulasi udara atau jendela yang baik di dalam rumah.

Jika sistem jendela tidak bagus, bakteri tuberkulosis bisa tinggal di dalam ruangan lebih lama. Juga bagikan pencahayaan yang cukup untuk rumah. Sinar ultraviolet dari matahari dapat membunuh bakteri tuberkulosis. Oleh karena itu, pastikan rumah Anda cukup terinspirasi!

Recommended Articles